weLCome to iKainheRe's hOmepaGe

Open youR mind and iMpROve youR LiFe............
Get infoRmation about aLL heRe.

oPen YouR minD

Jika diRimu tak mampu menJadi beRingin, yanG teGak di kaki bukit,
JadiLah saJa beLukaR yanG teRbaik, yanG tumbuh di tepi danau . . . . .
Jika diRimu tak sanGGup menJadi beLukaR, JadiLah saJa Rumput,
tetapi Rumput yanG mempeRkuat tanGGuL, di pinGGiRan JaLan . . . .
Jika diRimu tak mampu menJadi JaLan Raya, JadiLah saJa JaLan setapak,
tetapi JaLan setapak yanG membawa oRanG ke mata aiR . . .
tidak semua menJadi kapten
tentu haRus aDa awak kapaLnYa . . .
JadiLah saJa diRimu .......... be yOuR seLf..
sebaik-baik daRi diRimu sendiRi ^_^

iKainheRe Tells About Her Self

Kenalin, gw Ika. iKainheRe Just the same with another women. iKainheRe
Hanya ajja gw suka banget bikin orang senyum, ketawa, dengan hidangan yang gw suguhkan.
iKainheRe
Gw sangat menghargai preferen, pendapat, masukan, kritikan, tapi bukan menjudge. iKainheRe
iKainheReJust be my self. Dengan style, brave life, color friends, and dunia gw.iKainheRe
iKainheRe Menjadi seorang penulis yang brave, eksis, dan stylish itu gga gampang, semua dari nol. Contemplative comedy gw pilih buat mewakili apa yang pengen gw sampaikan.
Komedi selalu bisa mengungkapkan apa yang tak bisa kita pahami. iKainheRe
Seperti kata Moliere, “The duty of comedy is to correct men by amusing them.” iKainheRe
Banyak orang yang bilang, penulis yang baik adalah penulis yang punya referensi yang banyak, menurut gw itu bener. Banyak-banyaklah nonton film dan baca buku.
Penulis yang baik juga akan selalu mengadopsi dan mempelajari, tapi tidak pernah mencuri.iKainheRe
Mudah-mudahan gw bisa iKainheRe

Desember 31, 2009

PERLUKAH PENYESUAIAN LAPORAN KEUANGAN KE DALAM METODE ALTERNATIF PADA ANALISIS RASIO KEUANGAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

PROPOSAL SKRIPSI

PERLUKAH PENYESUAIAN LAPORAN KEUANGAN KE DALAM METODE ALTERNATIF PADA ANALISIS RASIO KEUANGAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA?

Oleh:
IKA PRADIPTA HARNANDIKA F1308555


PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2009



A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pelaporan keuangan merupakan media bagi perusahaan untuk menyampaikan informasi tentang perusahaan kepada stakeholders (Mangeswuri, 2005). Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No.1 (FASB, 1978) menyebutkan bahwa fungsi pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi yang berguna untuk siapa saja yang membuat keputusan ekonomi tentang perusahaan. Agar laporan keuangan dapat bermanfaat bagi pemakainya, maka informasi yang terdapat dalam laporan keuangan tersebut harus berkualitas. Dalam SFAC No.2 (FASB, 1978) disebutkan bahwa salah satu karakteristik kualitatif informasi yang memudahkan pemakai untuk mengidentifikasi similarities dan differences antara dua kesatuan ekonomi dan fenomena. Standar akuntansi Keuangan (IAI, 2002) dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan paragraf 39 menyatakan pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antarperiode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan. Menurut Suwardjono (2005), perbandingan akan bermakna (meaningful) hanya jika kuantitas (magnitude) karakteristik bersama dihasilkan dengan dasar, standar, prosedur, atau metode yang sama. Standar Akuntansi dimaksudkan untuk menjamin bahwa kualitas keterbandingan antarbadan usaha tinggi. Akan tetapi standar akuntansi juga memberi keleluasaan (discretion) bagi badan usaha untuk memilih perlakuan akuntansi yang paling sesuai dengan kondisi badan usaha. Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham (Brigham dan Gapenski, 1996). Oleh karena itu terjadi tarik menarik antara perlunya keseragaman (uniformity) dan keragaman (diversity) perlakuan akuntansi. Perlakuan akuntansi yang fleksibel dalam standar akuntansi keuangan memungkinkan perusahaan untuk memilih metode akuntansi sesuai dengan kepentingan mereka. Adanya berbagai pilihan metode akuntansi menimbulkan dugaan bahwa pilihan tersebut akan mempengaruhi laporan keuangan dan rasio keuangan yang berhubungan. Bahkan, pilihan metode akuntansi dapat mempengaruhi keputusan yang berhubungan dengan arus kas misalnya pajak (White, dkk.,1997).
Berbagai penelitian yang menguji kekuatan hubungan informasi laporan keuangan dengan fenomena ekonomi, menggunakan analisis rasio keuangan yang dapat dihitung dari informasi yang terkandung dalam laporan keuangan (Machfoedz, 1994). Penelitian-penelitian tersebut misalnya mengenai prediksi kebangkrutan, prediksi bond rating, dan prediksi perubahan earnings. Analisis yang sering dipakai dalam teknik cross-sectional adalah perbandingan rasio-rasio keuangan antarperusahaan (Foster, 1986). Apabila metode akuntansi yang dipakai antarperusahaan berbeda-beda, bagaimana rasio keuangan antarperusahaan dapat dibandingkan? Oleh karena itu, tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penyesuaian laporan keuangan ke dalam metode akuntansi alternatif diperlukan dalam analisis rasio. Untuk mengetahuinya peneliti menguji dengan cara menghitung rasio keuangan perusahaan-perusahaan yang menggunakan metode akuntansi yang sama kemudian membandingkannya dengan rasio keuangan dari perusahaan-perusahaan tersebut setelah laporan keuangan mereka disesuaikan ke dalam metode akuntansi alternatif.
Berbagai penelitian di bidang akuntansi keuangan sering menggunakan analisis rasio keuangan baik sebagai variabel ataupun proxy suatu variabel penelitian. Salah satu risiko analisis rasio keuangan adalah perbedaan metode akuntansi yang digunakan. Meskipun risiko tersebut dapat dikurangi dengan adanya disclosure, yaitu adanya pengungkapan metode akuntansi yang digunakan pada catatan atas laporan keuangan, akan tetapi pengungkapan tersebut tidak mencantumkan besaran nilai atau nominal sebagai dampak perbedaan metode akuntansi yang digunakan. Akibatnya, pemakai laporan keuangan sulit untuk mengetahui seberapa besar pengaruh perbedaan metode akuntansi tersebut terhadap rasio keuangan. Oleh karena itu penelitian ini penting untuk dilakukan. Apabila dari penelitian ini membuktikan bahwa penyesuaian laporan keuangan ke dalam metode alternatif mempunyai pengaruh terhadap rasio keuangan yang dihitung dari informasi yang terkandung dalam laporan keuangan, maka untuk penelitian selanjutnya yang menggunakan analisis rasio keuangan sebaiknya menyesuaikan laporan keuangan yang menjadi sampel penelitian ke dalam metode akuntansi yang sama. Dengan demikian rasio keuangan antarperusahaan-perusahaan sampel penelitian dapat dibandingkan.

B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah penyesuaian laporan keuangan ke dalam metode alternatif berpengaruh terhadap rasio keuangan yang dihitung dari informasi yang terkandung dalam laporan keuangan?
2. Seberapa besar pengaruh perbedaan metode akuntansi terhadap rasio keuangan?
3. Apakah perbedaan metode akuntansi perlu diperhatikan dalam analisis rasio keuangan?
4. Apakah terdapat perbedaan rasio-rasio keuangan perusahaan akibat penyesuaian laporan keuangan ke dalam metode akuntansi yang berbeda?

C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui apakah penyesuaian laporan keuangan ke dalam metode alternatif berpengaruh terhadap rasio keuangan yang dihitung dari informasi yang terkandung dalam laporan keuangan.
2. Mengetahui pengaruh perbedaan metode akuntansi terhadap rasio keuangan.
3. Mengetahui apakah perbedaan metode akuntansi perlu diperhatikan dalam analisis rasio keuangan.
4. Mengetahui apakah terdapat perbedaan rasio-rasio keuangan perusahaan akibat penyesuaian laporan keuangan ke dalam metode akuntansi yang berbeda.

D. MANFAAT PENELITIAN
Dengan penelitian ini diharapkan akan memberikan pemahaman yang lebih mendalam terhadap apakah penyesuaian laporan keuangan ke dalam metode alternatif diperlukan dalam analisis rasio, secara rinci penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:
1. Bagi pemakai laporan keuangan, dapat memahami apakah perlu memperhatikan perbedaan metode akuntansi atau tidak dalam menganalisis laporan keuangan.
2. Bagi peneliti, memberikan dasar empiris dalam melakukan analisis cross-sectional apabila menggunakan analisis rasio keuangan dalam menguji kekuatan hubungan informasi laporan keuangan dengan fenomena ekonomi.
3. Bagi Badan Penyusun Standar Akuntansi Keuangan (SAK), apabila penelitian ini menghasilkan bukti bahwa rasio keuangan berbeda karena perbedaan metode akuntansi, maka penelitian ini dapat dijadikan dasar meninjau kembali fleksibilitas dalam menggunakan metode akuntansi.

E. TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Telaah Pustaka
1. Uniformity dan Comparability
Terdapat dua pendekatan perlakuan akuntansi yaitu keseragaman dan keragaman. Sementara pendekatan keseragaman mempunyai dua tingkat, yaitu keseragaman rigid dan keseragaman finite (Wolk, dkk.,2001). Keseragaman finite adalah keseragaman yang terbatas yaitu usaha untuk menyamakan metode akuntansi yang ditentukan dengan keadaan relevan dalam situasi yang secara umum sama. Keseragaman rigid adalah keseragaman yang kaku yaitu menentukan satu metode akuntansi untuk transaksi yang secara umum sama walaupun terdapat keadaan yang relevan. Sedangkan pendekatan keragaman mempunyai sifat yang fleksibel artinya manajemen mempunyai kebebasan memilih metode akuntansi tanpa peduli apakah keadaannya sama atau tidak. Dalam akuntansi, konsep keseragaman (uniformity) overlap dengan komparabilitas (Wolk, dkk. 2001). Keseragaman adalah konsep yang mempengaruhi komparabilitas. Oleh karena komparabilitas dihubungan dengan keseragaman, tingkat komparabilitas dalam hal pemakai dapat mengandalkannya secara langsung, tergantung pada tingkat keseragaman yang ditampilkan dalam dalam laporan keuangan. Tujuan utama keterbandingan adalah memudahkan pemakai laporan keuangan untuk pengambilan keputusan. Tujuan kebijakan akuntansi sedapat mungkin untuk mempersempit perbedaan dalam pelaporan keuangan antarperusahaan. Dengan kata lain, melalui kebijakan akuntansi sulit untuk memaksakan keseragaman yang kaku karena dalam memilih prosedur akuntansi manajemen pasti mempunyai alasan yang kuat dan sesuai dengan keadaan perusahaan. Manajemen juga mempertimbangkan biaya dan manfaat ketika menentukan pilihan metode akuntansi. Ketika dihadapkan pada dua pilihan metode akuntansi yang mempunyai manfaat yang sama, manajemen pasti akan memilih metode akuntansi yang paling sedikit biayanya.
2. Rasio Keuangan
Rasio keuangan digunakan untuk membandingkan tingkat risiko dan pengembalian antarperusahaan untuk membantu investor dan kreditor dalam mengambil keputusan investasi maupun kredit. Perbandingan tersebut dapat dilakukan antarwaktu dalam satu perusahaan (time series) maupun antarperusahaan dalam suatu waktu (cross sectional).
Menurut White, dkk. (1997), rasio dapat menyediakan gambaran perusahaan, karakteristik ekonomi dan strategi kompetitif, serta karakteristik operasi, keuangan, dan investasi. Pilihan metode akuntansi dapat mempengaruhi jumlah angka-angka yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Akibatnya rasio keuangan yang dihitung dari angka-angka yang dilaporkan dalam laporan keuangan akan kehilangan daya banding antarperusahaan yang berbeda metode akuntansinya dan antarwaktu dalam suatu perusahaan apabila perusahaan mengganti metode akuntansi yang dipakai. Untuk mengatasi hal tersebut mungkin perlu untuk mengkonversi atau menyesuaikan dari satu metode akuntansi ke metode akuntansi lainnya.
3. Metode Akuntansi Persediaan
Secara umum istilah persediaan barang dipakai untuk menunjukkan barang-barang yang dimiliki untuk dijual kembali atau digunakan untuk memproduksi barang-barang yang akan dijual (Baridwan, 2004). Dalam perusahaan dagang semua persediaan yang dimiliki dimaksudkan untuk dijual kembali, sehingga hanya mempunyai satu jenis persediaan yaitu persediaan barang dagangan. Jumlah persediaan yang ada dalam neraca adalah jumlah persediaan akhir. Persediaan akhir, baik pada perusahaan dagang maupun manufaktur harus dinilai, karena akan menentukan besarnya harga pokok pembelian pada perusahaan dagang dan manufaktur, dan harga pokok produksi pada perusahaan manufaktur. Harga pokok produk tersebut yang akan menentukan besarnya laba perusahaan yang dilaporkan dalam laporan laba rugi.
Metode penilaian persediaan yang diijinkan oleh PSAK No. 14 paragraf 20 (IAI, 2002), adalah metode first in first out (FIFO) atau masuk pertama keluar pertama (MPKP), last in first out (LIFO) atau masuk terakhir keluar pertama (MTKP), dan rata-rata. Metode persediaan apa yang akan dipakai menjadi permasalahan dalam perhitungan laba yang tepat, dan pemilihan metode persediaan tersebut dipengaruhi oleh harga. Ketika harga naik atau turun secara tajam pemilihan metode FIFO atau LIFO menimbulkan masalah dalam mengukur laba yang tepat. Ketika terjadi kenaikan harga, dilihat dari laporan laba rugi, terdapat dua alasan yang menghasilkan pemilihan metode persediaan yang saling bertentangan. Dilihat dari kepentingan shareholders, maka lebih baik melaporkan persediaan dengan menggunakan metode FIFO, karena menghasilkan laba yang lebih besar, sehingga pendistribusian kesejahteraan kepada mereka lebih besar. Akan tetapi dengan menggunakan asumsi going concern, perusahaan yang menjual persediaan perlu untuk menggantinya secara konstan untuk penjualan di masa yang akan datang (White, dkk., 1997). Oleh karena itu metode LIFO lebih cocok digunakan, tetapi tidak diinginkan oleh shareholders karena menghasilkan angka laba yang lebih kecil. Selisih antara laba yang dihasilkan dengan menggunakan kedua metode tersebut disebut holding gain atau inventory profit.
Dalam neraca, informasi persediaan akhir dengan menggunakan metode FIFO menghasilkan informasi yang relevan dengan keadaan yang sebenarnya atau curent value, karena harga persediaan mencerminkan harga sekarang. Akan tetapi jika menggunakan metode LIFO, angka persediaan menjadi tidak relevan karena tidak mencerminkan harga sekarang.
4. Metode Akuntansi Penyusutan
Penyusutan atau depresiasi adalah sebagian dari harga perolehan aktiva tetap yang secara sistematis dialokasikan menjadi biaya setiap periode (Baridwan, 2004). Di dalam PSAK No. 17 paragraf 8 (IAI, 2002), dinyatakan bahwa jumlah yang disusutkan dialokasi ke setiap periode akuntansi selama masa manfaat aktiva dengan berbagai metode yang sistematis. Metode manapun yang dipilih, konsistensi dalam penggunaannya adalah perlu, tanpa memandang tingkat profitabilitas perusahaan dan pertimbangan perpajakan, agar dapat menyediakan daya banding hasil operasi perusahaan dari periode ke periode.
Sondakh (1993) yang menguji faktor-faktor yang mempengaruhi pada pemilihan metode depresiasi menemukan bahwa kompensasi manajemen dan leverage secara signifikan mempengaruhi perusahaan dalam memilih metode depresiasi. Perusahaan yang memilih program kompensasi manajemen cenderung memilih metode depresiasi yang dapat menambah jumlah laba yang dilaporkan. Selain itu, perusahaan dengan rasio leverage tinggi cenderung memilih metode depresiasi yang dapat menambah jumlah laba yang dilaporkan dibanding perusahaan dengan rasio leverage rendah. Hal tersebut menunjukkan bahwa metode depresiasi dipilih oleh manajemen untuk mengatur laba mereka. Oleh karena laba sangat berpengaruh terhadap laporan keuangan, maka rasio-rasio keuangan yang berhubungan juga akan terpengaruh.
5. Earnings Management dan Pilihan Metode Akuntansi
Earnings management adalah tindakan yang dilakukan oleh manajer dalam hal manajer akan memilih kebijakan-kebijakan yang memaksimalkan utilitas mereka dan atau nilai pasar perusahaan (Scott, 1997). Hal tersebut wajar dilakukan karena manajer mempunyai kepentingan yang kuat dalam pilihan kebijakan akuntansi, dan manajer dapat memilih kebijakan akuntansi dari sekumpulan kebijakan (misalnya GAAP atau SAK).
Terdapat dua tipe earnings management yaitu discretionary accrual dan nondiscretionary accrual (Scott, 1997). Discretionary accrual adalah accrual yang diciptakan oleh manajemen karena mempunyai kebebasan dalam mengontrol jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Hal tersebut berkaitan dengan fleksibilitas dalam pemilihan metode akuntansi, misalnya pemilihan metode persediaan atau depresiasi. Nondiscretionary accrual adalah accrual yang terjadi karena kebijakan mengenai estimasi akuntansi misalnya taksiran umur aktiva tetap.
Angka-angka akuntansi adalah suatu bagian integral dari kontrak formal dan informal perusahaan (Watts and Zimmerman, 1986). Dasar teori akuntansi mengenai kontrak tersebut adalah suatu premis yang menyatakan bahwa manajer memilih prosedur akuntansi tertentu untuk secara efisien memaksimalkan nilai perusahaan dan secara oportunistik membuat keadaan manajer lebih baik yang menjadi beban beberapa pihak lain yang terlibat dalam kontrak (Holthousen, 1990).
Pilihan prosedur akuntansi adalah salah satu cara untuk menutupi pembelanjaan yang dilakukan oleh manajer yang tidak meningkatkan nilai perusahaan dari pihak luar (Christie dan Zimmerman, 1994). Alasannya, pihak luar tidak mempunyai akses untuk mendapatkan semua ukuran yang terlibat dalam perhitungan akuntansi. Hal tersebut menyulitkan pihak luar untuk menentukan apakah metode akuntansi yang dipakai adalah metode akuntansi yang dapat meningkatkan nilai perusahaan atau tidak. Contohnya, ketika perusahaan menggunakan metode FIFO untuk menghitung persediaan, pihak luar tidak dapat membandingkan nilai persediaan jika dihitung dengan menggunakan metode yang lain, karena ketidaktersediaan data dalam laporan keuangan.
Variabel laporan keuangan yang biasanya dipakai oleh pemakai adalah rasio keuangan. Oleh karena itu, manajer berusaha meningkatkan nilai perusahaan dengan memilih metode akuntansi yang membuat rasio-rasio keuangan perusahaan terlihat bagus.



Penelitian Terdahulu
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang sebelumnya telah dilakukan oleh Dawson, dkk. (1980), yang menguji apakah perbedaan metode akuntansi mengakibatkan perbedaan yang cukup signifikan pada laporan keuangan, menguji pengaruh penyesuaian laporan keuangan ke dalam metode akuntansi alternatif terhadap rasio-rasio keuangan, penyesuaian yang dibuat menyangkut dua metode akuntansi yaitu metode persediaan dan penyusutan. Dipilihnya kedua metode tersebut karena, pertama, keduanya adalah metode akuntansi yang dapat dipilih secara bebas atau fleksibel oleh manajemen. Dalam hal ini, manajemen tidak memerlukan syarat atau kondisi tertentu untuk memilih salah satu metode, sehingga diduga manajemen akan memilih metode yang sesuai dengan kepentingannya yang membuat kinerjanya terlihat bagus. Kinerja yang bagus tercermin dari rasio keuangan yang dihitung dari laporan keuangan. Kedua, pemilihan metode akuntansi persediaan dan penyusutan mempunyai pengaruh yang substansial terhadap laba bersih perusahaan. Oleh karena itu, kedua metode tersebut digunakan untuk menentukan apakah perusahaan cenderung memilih metode akuntansi yang meningkatkan laba atau menurunkan laba (Christie dan Zimmerman, 1994; Bowen, 1995).
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Dawson, dkk. (1980) antara lain:
1. Pendekatan yang digunakan untuk menyesuaikan jumlah persediaan akhir atau harga pokok penjualan yang dilaporkan ke dalam metode yang berbeda. Kalau penelitian mereka tidak menyebutkan rumus atau model untuk penyesuaian maka penelitian ini menggunakan pendekatan yang dibuat oleh White, dkk. (1997).
2. Penelitian mereka tidak membandingkan tiga alternatif metode persediaan yang diuji dalam penelitian ini, yaitu FIFO, LIFO, dan rata-rata tertimbang sebagaimana penelitian ini lakukan.
3. Oleh karena tingkat inflasi sangat berpengaruh terhadap hasil penelitian, maka penelitian ini menggunakan sampel yang terdiri dari lima tahun, sehingga diharapkan mempunyai data tingkat inflasi yang beragam.
4. Oleh karena persediaan antar industri beragam, sedangkan penelitian ini lebih berfokus pada persediaan dan penyusutan, maka penelitian ini membagi sampel ke dalam kelompok industri manufaktur agar dapat mengetahui konsistensi hasil penelitian karena kemungkinan perbedaan metode akuntansi persediaan akan berpengaruh terhadap rasio keuangan pada suatu industru sedangkan industri yang lain tidak.

Pengembangan Hipotesis
Dari uraian di atas, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
HA: Terdapat perbedaan rasio-rasio keuangan perusahaan akibat penyesuaian laporan keuangan ke dalam metode akuntansi yang berbeda.
Selanjutnya dirumuskan hipotesis A secara parsial sebagai berikut:
HA1: Terdapat perbedaan rasio-rasio keuangan perusahaan akibat penyesuaian laporan keuangan dari metode akuntansi persediaan FIFO ke dalam metode akuntansi persediaan LIFO.
HA2: Terdapat perbedaan rasio-rasio keuangan perusahaan akibat penyesuaian laporan keuangan dari metode akuntansi persediaan FIFO ke dalam metode akuntansi persediaan rata-rata tertimbang.
HA3: Terdapat perbedaan rasio-rasio keuangan perusahaan akibat penyesuaian laporan keuangan dari metode akuntansi penyusutan garis lurus ke dalam metode akuntansi penyusutan double declining balance method.
HA4: Terdapat perbedaan rasio-rasio keuangan perusahaan akibat penyesuaian laporan keuangan dari metode akuntansi persediaan FIFO dan metode akuntansi penyusutan garis lurus ke dalam metode akuntansi persediaan LIFO dan metode akuntansi penyusutan double declining balance method.
HA5: Terdapat perbedaan rasio-rasio keuangan perusahaan akibat penyesuaian laporan keuangan dari metode akuntansi persediaan FIFO dan metode akuntansi penyusutan garis lurus ke dalam metode akuntansi persediaan rata-rata tertimbang dan metode akuntansi penyusutan double declining balance method.

F. METODE PENELITIAN
Data, Populasi, dan Sampel
Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan tahun 2004 sampai tahun 2008. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang melaporkan keuangannya dengan lengkap tahun 2004 sampai dengan tahun 2008. Sampel dipilih dari populasi perusahaan yang sahamnya terdaftar dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, berdasarkan purposive sampling dengan kriteria sebagai berikut:
1. Menggunakan metode FIFO dalam perhitungan persediaan baik untuk induk maupun anak perusahaan.
2. Menggunakan metode garis lurus dalam perhitungan penyusutan baik untuk induk maupun anak perusahaan.
3. Dalam hal perusahaan yang menggunakan metode garis lurus dalam perhitungan penyusutan, masa manfaat aktiva tetap sama antara perusahaan induk maupun anak.
Data inflasi yang digunakan dalam metode persediaan adalah bersumber dari Bank Indonesia.

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel penelitian yang akan diuji dalam penelitian ini adalah rasio-rasio keuangan menurut kategori Foster (1986: 60), yaitu rasio-rasio keuangan yang terpengaruh oleh penyesuaian metode akuntansi dalam penelitian ini:
1. Cash Position
Cash position didefinisikan sebagai hasil bagi antara jumlah cash dan marketable securities terhadap total assets dan current liabilities.
2. Liquidity
Liquidity diukur dari current ratio dan quick ratio.
3. Working Capital
Variabel working capital diukur dengan rasio antara modal kerja kegiatan operasi terhadap total aset dan penjualan, juga arus kas dari kegiatan operasi terhadap total asset.
4. Capital Structure
Capital Structure atau Leverage merupakan rasio antara kewajiban jangka panjang serta jumlah kewajiban lancar dan kewajiban jangka panjang terhadap ekuitas pemegang saham.
5. Debt Service Coverage
Variabel debt service coverage dikukur dengan rasio antara operating income terhadap annual interent payment.
6. Profitability
Profitability diukur dengan menggunakan ROA, ROE, atau rasio antara net income terhadap revenues, total assets, dan shareholder's equity.
7. Turnover
Variabel turnover dikukur melalui asset turnover dan inventory turnover.

Langkah-langkah Pengolahan Data
1. Penyesuaian elemen-elemen laporan keuangan
Penyesuaian metode penyusutan adalah penyesuaian dari metode garis lurus ke metode depresiasi dipercepat yaitu double declining balance method. Data mengenai penyusutan yang ada dalam laporan keuangan memadai untuk dilakukan penyesuaian.
Penyesuaian metode persediaan adalah penyesuaian dari metode FIFO ke metode LIFO dan metode rata-rata tertimbang. Akan tetapi data mengenai persediaan yang ada dalam laporan keuangan tidak memadai untuk dilakukan penyesuaian, sehingga digunakan suatu model pendekatan dari White, dkk. (1997), sebagai berikut:
COGSL = COGSF + (BIF x r)........................1)
Dalam hal ini,
COGSL = cost of goods sold LIFO
COGSF = cost of goods sold LIFO
BIF = beginning inventory FIFO
r = tingkat inflasi
Rumus 1) diturunkan dari:
Perbedaan COGSFIFO dan COGSLIFO akan tampak sebagai berikut:






Jika dilihat dari gambar di atas, bagian yang sama dari COGSFIFO dan COGSLIFO adalah Q1, Q2, dan Q3, sehingga perbedaan antara dua metode tersebut adalah perbedaan antara Q0 (cost of beginning) dan Q4 (ending inventory).
Dengan asumsi bahwa pembelian inventory tiap periode adalah sama, dan terjadi kenaikan harga, maka sebenarnya perbedaan antara COGSFIFO dan COGSLIFO adalah perbedaan harga per unit, sedangkan jumlah unitnya adalah sama. Demikian halnya dengan unit yang dilaporkan sebagai persediaan akhir dalam neraca, unit persediaan akhir antara metode FIFO dan LIFO tidak berbeda akan tetapi ketika dikalikan dengan harga per unit maka jumlah persediaan akhir menjadi berbeda.
Perhitungan perbedaan tersebut adalah sama dengan:
Q4 – Q0 = Q0P(1 + r) – Q0P = Q0 Pr
Dalam hal ini, P adalah price.
Oleh karena COGSLIFO adalah COGSFIFO ditambah perbedaan perhitungan inventory antara dua metode, maka:
COGSL = COGSF + Q0 Pr
COGSL = COGSF + (Beginning inventory FIFO x r)
Menurut White, dkk. (1997), penyesuaian COGS rata-rata tertimbang (COGSW) ke COGSLIFO dapat dilakukan dengan cara yang sama seperti penyesuaian dari FIFO ke LIFO, akan tetapi pendekatan yang dilakukan adalah mengalikan pesediaan awal dengan setengah tingkat inflasi. Pendekatan tersebut adalah sebagai berikut:
COGSL = COGSW + (BIW x ½ r )
Rumus di atas tidak dapat digunakan dalam penelitian ini karena penyesuaian yang akan dibuat dalam penelitian ini adalah dari COGS FIFO (COGSF) ke COGS rata-rata tertimbang (COGSW). Oleh karena itu rumus di atas perlu disesuaikan, sebagai berikut:
COGSW = COGSF + (BIF x ½ r )

2. Menghitung rasio-rasio keuangan sebelum penyesuaian dan setelah penyesuaian.
Setelah data persediaan dan penyusutan disesuaikan atau dikonversi ke dalam metode yang berbeda, maka elemen-elemen yang bersangkutan disesuaikan. Pada neraca elemen yang perlu disesuaikan yaitu persediaan, aktiva tetap, hutang pajak, dan ekuitas. Sedangkan pada laporan laba rugi, elemen yang perlu disesuaikan adalah harga pokok penjualan (COGS), laba operasi, laba kotor, beban atau manfaat pajak, dan laba bersih. Selanjutnya setelah elemen-elemen dalam laporan keuangan disesuaikan, dilakukan perhitungan rasio keuangan.

Pengujian Hipotesis
Sebelum hipotesis diuji, data rasio keuangan sebelum dan setelah penyesuaian diuji apakah distribusi data tersebut normal atau tidak. Jika distribusi data sebelum dan setelah penyesuaian adalah normal, pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan alat uji compare means paired-sample T test. Apabila salah satu data tidak normal atau keduanya, maka pengujian hipotesis menggunakan alat uji non parametrik Wilcoxon Signed Ranks Test (Neter, dkk., 1993).

Metode Analisis Data
1. Uji compare means paired-sample T test
Sebelum hipotesis diuji, data rasio keuangan sebelum dan setelah penyesuaian diuji apakah distribusi data tersebut normal atau tidak. Jika distribusi data sebelum dan setelah penyesuaian adalah normal, pengujian hiptesis dilakukan dengan menggunakan alat uji compare means paired-sample T test (Neter, dkk. 1993).
2. Uji non parametrik Wilcoxon Signed Rank Test
Apabila sebelum hipotesis diuji, data rasio keuangan sebelum dan setelah penyesuaian diuji, salah satu data tidak normal atau keduanya, maka pengujian hipotesis menggunakan alat uji non parametrik Wilcoxon Signed Rank Test (Neter, dkk. 1993).
3. Uji Sensitivitas
Analisis sensitivitas dimaksudkan untuk mengetahui konsistensi hasil penelitian apabila sampel dipecah menjadi lima dan diuji tersendiri untuk setiap tahun, karena masing-masing tahun mempunyai tingkat inflasi yang berbeda, analisis ini tidak dilakukan pada penyesuaian metode penyusutan. Analisis sensitivitas yang dilakukan pada penyesuaian kombinasi dimaksudkan untuk melihat pengaruh gabungan metode penyusutan terhadap metode persediaan.






DAFTAR PUSTAKA


Baridwan, Zaki. 2004. Intermediate Accounting. Edisi 8. Yogyakarta: BPFE.
Bank Indonesia (BI). 2004. Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia. Vol. VI. No. 12.
Bowen, Robert M, Larry DuCharme, dan D Shores. 1995. “Stakeholders’ Implicit Claims and Accounting Method Choice.” Journal of Accounting and Economics. Vol. 20.
Christie, Andrew A, dan Jerold L. Zimmerman. 1994. “Efficient and Opportunistic Choices of Accounting Procedures: Corporate Control Contests.” The Accounting Review. Vol. 69. No. 4.
FASB. 1978. Statement of Financial Accounting Concepts. Connecticut.
Foster, George. 1986. Financial Statement Analysis. Edisi 2. New Jersey: Prentice-Hall.
Healy, P.,& J.M.Wahlen. 19990 A Review of the Earnings Management Literature and Its Implications for Standard Setting. Accounting Horizon. Vol 13: 365-383.
Houltausen, R. 1990. “Accounting Method Choice: Opportunistic Behavior, efficient Contracting, and Information Perspectives.” Journal of Accounting and Economics. Vol. 12.
IAI. 2002. Standar Akuntansi Keuangan Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.
Machfoedz, Mas’ud. 1994. “Financial Ratio Analysis and Prediction of Earnings Changes in Indonesia.” Kelola. No. 7. Vol. III.
Mangeswuri, Dewi Restu. 2005. "Pengaruh Pengungkapan Sukarela Terhadap Nilai Perusahaan yang Dimoderasi Struktur Kepemilikan Pada Perusahaan Menufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakrta." Thesis STIE YKPN Yogyakarta.
Neter, John, William Wasserman, dan G. A. Whitemore. 1993. Applied Statistics. Edisi 4, Boston: Allyn and Bacon,.
Rakhman, Fu'ad. "Analisis Hubungan Antara Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan dengan Srtuktur Modal dan Tipe Kepemilikan Perusahaan." Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol 15, No.1, 2000, Hal. 70-82.
Scott, William R. 2003. Financial Accounting Theory 3rd Ed. Prentice-Hall.
Sondakh, Julie Jeanette. 1993. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pada Pemilihan Metode Depresiasi. Thesis S-2. Fakultas Pasca Sarjana. Universitas Gadjah Mada.
Suwardjono. 2005. Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Edisi 3, Yogyakarta: BPFE.
Watts, Ross L, dan Jerold L. 1986. Zimmerman. Positive Accounting Theory. New Jersey: Prentince Hall.
White, Gerald I, Ashwinpaul C Sondhi, dan Dov Fried. 1997. The Analysis and Use of Financial Statements. Edisi 2. New York: John Wiley & Sons, Inc.
Wolk, Harry I, Michael G. Tearney, dan James L. Dodd. 2001. Accounting Theory: A Conceptual and Institutional Approach. Cincinnati: South-Western College Publishing.

.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sertakan juga alamat blog anda dalam komentar anda
atau alamat website anda

TerimaKasih